Kamis, 02 Agustus 2012

Bagaimana membina pribadi diri?

Sejak dilahirkan, setiap orang bertumbuh dan berkembang menurut masa dan irama perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya sendiri, yang dikembangtumbuhkan lingkungannya sendiri pula, sehingga hasilnya merupakan sesuatu yang kompleks dan unik. Keunikan yang disebabkan karena kekompleksan dan unik, yang seakan-akan tidak seorangpun ada persamaan dengan orang yang lain, dalam hal apapun.

Sebenarnya diantara manusia yang satu dengan yang lain, ada pula persamaannya, misalnya tentang masa-masa yang dilalui disepanjang hidupnya, sejauh manusia berada didalam kehidupan yang normal. Tegasnya, tiap manusia akan selalu bersama melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Tiap masa mempunyai tugas yang hamper bersamaan pula. Masa kanak-kanak bertugas mengembangkan diri dengan bermain. Masa anak bertugas mengembangkan diri dengan belajar, masa remaja, para remaja bertugas membekali diri untuk kehidupan yang bahagia, dan masa dewasa bertugas membina keluarga dengan pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan hasil, guna mempertahankan hidup dan kehidupan selanjutnya.

Tugas utama agar didalam pergaulan dengan manusia yang lain, mereka dapat hidup dengan tenang, adalah bahwa ia harus memiliki pribadi yang baik. Yang berarti tidak ada alsan bagi yang lain untuk datangnya ketidak tenangan. Hal ini merupakan konsekwensi lanjut dari  pada kesanggupannya untuk hidup. Cepat atau lambat, masa untuk itu harus dimilikinya, dengan  mengusahakan diri.

Dalam hal inilah arti kehadiran pendidikan ditengah kehidupan masyarakat. Yaitu membantu agar tiap individu mampu menjadi anggauta kesatuan social manusia, tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Usaha semacam itu masih harus dilanjutkan oleh individu itu sendiri, bila tiada lagi waktu untuk mendapatkannya disesuatu perguruan. Sebab secara kodrat ia akan dibebani untuk membina pribadi anak-anaknya. Sebagai manusia yang bertanggung jawab atas kemasalahan bersama ia harus menunaikan tugasnya sebagai Pembina anak-anak mereka. Untuk itu mereka dituntut untuk lebih dahulu membina diri sendiri, mendidik diri sendiri, membina pribadi diri, sehingga tingkahlaku, perbuatan maupun ucapannya dapat dipergunakan sebagai isi bagi si anak, yang juga sudah mulai berusaha membina dirinya, dengan kemampuannya untuk meniru.

Apapun yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya, akan ditirukan oleh anak-anak. Dengan demikian, betapa harus berhati-hatinya orang tua membawa diri didepan anak-anak mereka, sebab tiap geraknya, tiap ucapannya akan diisikan kedalam kandungan kepribadiannya didalam perkembangannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat bagi pembacanya.